JAKARTA, KOMPAS.TV - Di tengah kelangkaan obat seiring lonjakan kasus Covid-19, Ditreskrimum Polda Metro Jaya menangkap 2 tersangka penimbunan dan penjualan obat keras yang banyak dicari pasien. <br /> <br />Kedua tersangka memperjualbelikan salah satu obat antivirus oseltamivir yang langka di pasaran dengan harga empat kali lipat dari harga eceran tertinggi melalui media sosial. <br /> <br />Tersangka terancam pidana undang undang kesehatan dan perlindungan konsumen, dengan ancaman hukuman maksimal 10 tahun penjara. <br /> <br />Menjawab kelangkaan obat di pasaran, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengakui sejumlah obat untuk pasien Covid-19 sulit didapatkan. <br /> <br />Namun menurut menkes stoknya ada. Pihaknya akan mendorong distribusi agar semakin lancar dan harganya terjangkau oleh masyarakat. <br /> <br />Selain obat, terbatasnya pasokan oksigen untuk pasien Covid-19 juga memicu praktik penipuan. <br /> <br />Untuk menjawab kurangnya ketersediaan oksigen bagi penanganan pasien Covid-19, Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengumumkan pemerintah berupaya menambah pasokan antara lain, dengan mendatangkan 10 ribu unit oksigen konsentrator dari Singapura. <br /> <br />Selain itu, pemerintah juga berupaya menambah pasokan oksigen melalui konversi oksigen dari industri gas ke medis hingga memenuhi 90 persen kebutuhan nasional. <br /> <br /> <br />
