KOMPAS.TV - Kementerian Kesehatan telah menyepakati perjanjian dengan PT Pfizer Indonesia dan BioNTech untuk ketersediaan 50 juta dosis vaksin Covid-19 sepanjang 2021. <br /> <br />Baru-baru ini, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah menerbitkan izin penggunaan darurat atau Emergency Use Authorization (EUA) pada vaksin Comirnaty produksi Pfizer Biotech. <br /> <br />Rencananya, vaksin Pfizer yang akan datang tersebut merupakan vaksin yang akan digunakan dalam program vaksinasi pemerintah. <br /> <br />Vaksin Comirnaty buatan Pfizer merupakan vaksin berbasis mRNA, yaitu jenis vaksin yang membuat sel tubuh memproduksi protein yang memicu respons imun. <br /> <br />Respons imun tersebut akan menghasilkan antibodi, yang melindungi diri dari infeksi jika virus yang sebenarnya masuk ke dalam tubuh. <br /> <br />Berdasarkan hasil uji klinis, vaksin Comirnaty buatan Pfizer secara efektif mencegah Covid-19 pada usia 12 tahun ke atas. <br /> <br />Efikasi vaksin Pfizer untuk usia 19 tahun ke atas mencapai 95 persen. Sementara pada usia 12-15 tahun, efikasi vaksin Pfizer adalah 100 persen. <br /> <br />Selain itu, pemberian dua dosis vaksin Comirnaty dalam selang waktu 3 minggu akan menghasilkan respons imun yang baik. <br /> <br />Penerima 2 dosis vaksin Comirnaty dari Pfizer memiliki kemungkinan 95 persen lebih kecil terkena Covid-19 dibandingkan yang tidak mendapatkan vaksin. <br /> <br />Efektivitas ini juga berlaku pada lansia berusia di atas 65 tahun, dan orang dengan komorbid. <br /> <br />Hasil uji klinis juga menunjukkan bahwa efek samping atau KIPI usai penyuntikan dosis vaksin Covid-19 Pfizer ini cukup ringan. <br /> <br />Beberapa di antaranya seperti kelelahan, nyeri kepala, atau nyeri badan di tempat suntikkan. <br /> <br />Reaksi ini dianggap ringan dan biasa terjadi pada efek berbagai jenis vaksin pada umumnya sebagai respon tubuh terhadap benda asing yang masuk.(*) <br /> <br />Grafis: Arief Rahman <br /> <br />
