KOMPAS.TV - Menjelang Idul Adha, permintaan besek meningkat. Hal ini menjadi rezeki tersendiri bagi para perajin di Klaten, Jawa Tengah. <br /> <br />Warga Desa Bero, Kecamatan Trucuk, Klaten, Jawa Tengah, terkenal dengan produksi dari bambu. <br /> <br />Di antaranya pembuatan anyaman besek. Karena kerajinan tangan, perolehannyapun terbatas. Dalam tiga hari, warga perseorangan hanya bisa menghasilkan 50 buah besek. <br /> <br />Bila tidak ada pembeli langsung, biasanya mereka titipkan ke pengepul. Harganya bervariasi karena ada tiga ukuran, kecil, sedang, dan besar. Harganya antara 1.200 sampai 1.800 per buah. <br /> <br />Menjelang Idul Adha kali ini banyak warga yang membeli besek karena dinilai lebih higienis tanpa bahan kimia, dan ramah lingkungan. <br /> <br />Besek ini biasa digunakan untuk wadah menyimpan makanan saat adanya berbagai hajatan termasuk saat perayaan Idul Adha. <br /> <br />Para perajin mengaku, harga bahan baku besek, bambu wulung, mengalami kenaikan. Harga yang semula 1200 rupiah kini naik menjadi 1800 rupiah per buah. <br /> <br />Para perajin besek ini berharap geliat ekonomi segera kembali pulih dalam situasi pandemi. <br /> <br />