Surprise Me!

Terdampak Pandemi, Lifting Migas Semester I Tak Mencapai Target

2021-07-22 633 Dailymotion

KOMPAS.TV - Pandemi covid-19 berdampak pada semua lini kehidupan masyarakat termasuk di sektor migas. <br /> <br />SKK Migas mengumumkan per semester I lifting minyak hanya mencapai 666 ribu barel per hari berarti hanya 94,6 persen dari target yang ditetapkan APBN 2021. <br /> <br />Tak tercapainya target lifting diakui SKK Migas karena dampak dari pandemi covid-19. Lifting minyak yang tak tercapai berdampak pula pada penerimaan negara. <br /> <br />Di semester I penerimaan negara dari migas mencapai 6,67 miliar dollar Amerika Serikat hanya 91,7 persen dari target. <br /> <br />Pandemi yang tak tau kapan berakhir ini pada akhirnya membayangi target lifting minyak 1 juta barel per hari dan gas 12 miliar kubik per hari di tahun 2030. <br /> <br />Padahal target ini dibutuhkan untuk bisa mengejar konsumsi migas yang diprediksi akan naik. Dewan Energi Nasional meproyeksi di 2050 konsumsi minyak naik 139 persen, sementara konsumsi gas naik 298 persen. <br /> <br />Jika target tak tercapai, maka dikhawatirkan impor migas Indonesia akan makin membengkak. <br /> <br />Mengingat cadangan migas Indonesia ada di poisisi 19 dunia, kebijakan bauran energi pun dilakukan setidaknya untuk bisa mengkonversi kebutuhan migas. <br /> <br />Di 2050 pemakaian minyak ditargetkan berkurang dari 28,8 persen menjadi 19,5 persen. <br /> <br />Sementara energi terbarukan ditingkatkan porsinya dari 13,4 persen menjadi 31,2 persen. Meski secara jumlah energi fosil tetap memakan porsi terbesar di 2050. <br /> <br />Sementara itu untuk terus mengejar target 1 juta barel, dalam rencana strategis SKK Migas ada 4 hal yang akan dikejar mulai dari optimalisasi produksi lapangan eksisting, transformasi sumber daya kontijen ke produksi, mempercepat enhanced oil recovery, dan eksplorasi untuk penemuan besar. <br /> <br />Mengejar target 1 juta barel juga penting untuk neraca dagang Indonesia di saat harga minyak naik. <br /> <br />Kuantitas produksi di hulu akan membuat tambahan pendapatan negara semakin besar, terlebih APBN saat ini masih mengandalkan pendapatan negara bukan pajak. <br /> <br />

Buy Now on CodeCanyon