KOMPAS.TV - Upacara pembukaan Olimpiade 2020 di Tokyo, berlangsung beda dari biasanya. <br /> <br />Tidak ada hiruk pikuk penonton yang memadati venue pertandingan. <br /> <br />Pandemi covid-19 yang masih melanda dunia, pada akhirnya membuat event ini berlangsung tertutup. Semua cabang olahraga akan berlangsung tanpa disaksikan penonton. <br /> <br />Meski begitu, panitia tetap berupaya agar upacara pembuka bisa dinikmati masyarakat kota Tokyo. <br /> <br />Caranya dengan menggelar parade kembang api, serta permainan cahaya dan hologram di atas stadion yang bisa disaksikan dari kejauhan. <br /> <br />Sementara itu, kontingen Indonesia ikut memeriahkan upacara pembuka Olimpiade 2020, dengan berjumlah 10 personel. <br /> <br />Atlet Surfing Rio Waida menjadi pembuka jalan, dengan mengenakan pakaian adat bali. Diikuti oleh Chef De Mission, Rosan Roeslani, yang memakai pakaian adat betawi didampingi nurul akmal. <br /> <br />Sedangkan anggota Defile terdiri dari perenang aflah Fadhlan Prawira dan Azzahra permatahani. Sementara sisanya diikuti sejumlah pelatih, seperti Rionny Mainaky dari bulutangkis, dan Dirdja Wihardja dari angkat besi. <br /> <br />Meski Olimpiade 2020 telah dibuka, gelombang protes dari sejumlah warga setempat masih bermunculan. Umumnya, mereka mengkhawatirkan penyelenggaraan event ini, bakal memperparah penyebaran covid-19 di Negeri Sakura. <br /> <br />Para demonstran meminta agar penyelenggaraan olimpiade 2020 ditunda. <br /> <br />Di Jepang, kasus covid-19 tercatat mencapai 853.000 kasus, dengan kematian mencapai 15.000 lebih. <br /> <br />Bahkan pada Kamis lalu (22/7), kota Tokyo mencatat angka kasus harian tertinggi, sebanyak 1.979 kasus. <br /> <br /> <br />