KOMPAS.TV - Sejumlah kepala daerah mengklaim testing dan tracing covid-19 sudah sesuai bahkan melebihi standar WHO. Epidemiolog menyebut Indonesia minimal perlu 1 juta tracing per hari. <br /> <br />Pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat atau PPKM, resmi dilanjutkan hingga 2 Agustus mendatang. <br /> <br />Dalam masa perpanjangan PPKM ini, pemerintah akan meningkatkan testing dan tracing, untuk menekan laju penyebaran covid-19. <br /> <br />Peningkatan testing dan tracing akan diterapkan di tujuh wilayah aglomerasi di Jawa Bali. <br /> <br />Untuk memperkuat testing dan tracing covid-19, pemerintah berencana menerapkan tracing digital melalui aplikasi peduli lindungi. <br /> <br />Aplikasi peduli lindungi akan diperbarui agar dapat melakukan screening di mal. <br /> <br />Nantinya, sistem ini akan terhubung ke sistem pemerintah dengan menggunaka QR code untuk dapat mengetahui mereka yang telah divaksin atau mereka yang telah melakukan tes PCR. <br /> <br />Epidemiolog Dicky Budiman mengatakan, lonjakan kasus covid-19 yang terjadi di Indonesia disebabkan oleh jumlah testing yang belum optimal. <br /> <br />Untuk itu, Dicky mendorong pemerintah memperbanyak pemeriksaan covid-19 dan pelacakan kontak erat sebagai upaya pencegahan lonjakan kasus covid-19. Indonesia minimal melakukan 1 juta tracing per hari. <br /> <br />Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan mengatakan tren positivity rate kasus covid-19 di DKI Jakarta terus mengalami penurunan. <br /> <br />Menurut Anies, penurunan ini terjadi karena dibarengi dengan jumlah testing yang melebihi standar yang telah ditetapkan oleh WHO. <br /> <br />Selain memperkuat testing dan tracing, pemerintah juga akan mengoptimalkan tempat isolasi terpusat mulai dari tingkat desa, kecamatan, Kabupaten Kota, sampai dengan tingkat provinsi. <br /> <br />Hal itu dilakukan untuk menekan laju penularan sekaligus menurunkan angka kematian. <br /> <br />
