BALI, KOMPAS.TV - Tidak mau berdiam diri ketika kehilangan pekerjaan akibat pandemi covid-19, tiga sekawan yang sebelumnya berprofesi sebagai pemandu tamu, pegawai hotel, dan pengemudi ojek, akhirnya memilih beralih profesi sebagai perajin batok kelapa. <br /> <br />Di sebuah rumah di Desa Guwang, Sukawati, Gianyar, Bali, kreasi batok kelapa ini dikerjakan dan sudah berjalan selama beberapa minggu. <br /> <br />Batok kelapa yang semulanya hanya dianggap barang tak bernilai, diolah menjadi barang kerajinan yang memiliki nilai jual yang cukup tinggi. <br /> <br />Berbekal keterampilan mengukir, mereka mengumpulkan buah kelapa dari sungai di wilayahnya dan diolah menjadi wadah makanan ataupun minuman dengan harga di kisaran Rp7.000,- sampai puluhan ribu rupiah. <br /> <br />Per hari, perajin batok kelapa ini bisa menghasilkan sebanyak 15 hingga 20 produk, tergantung jenis dan kerumitan pembuatan. <br /> <br />
