KOMPAS.TV - Bantuan sosial dana pangan non tunai dan program keluarga harapan di Lumajang, Jawa Timur, diduga disunnat oleh oknum penyalur subsidi. <br /> <br />Bahkan, saking banyaknya pengaduan warga, pihak desapun membuka posko pengaduan di kantor desa setempat. <br /> <br />Ratusan warga dari tiga dusun di Desa Sawaran Kulon, Kecamatan Kedungjajang ini mendatangi kantor desa setempat untuk mengadukan bantuan sosial yang diduga dipotong. <br /> <br />Warga melakukan pengaduan setelah salah satu warga membongkar adanya praktek pemotongan bansos oleh pemilik e-warung dan pendamping bansos. <br /> <br />Menurut warga, awal kasus ini terbongkar saat pemilik e-warung mengatakan bantuan belum terkirim ketika ada salah satu warga ingin melakukan transaksi nontunai menggunakan ATM PKH. <br /> <br />Lantaran curiga, warga tersebut kemudian mengecekkan di e-warung yang ada di desa sebelah. Hasilnya, ternyata transaksi bisa dilakukan. Namun sayang, setelah dicek ternyata saldo mereka berkurang. <br /> <br />Dari kabar tersebut, warga penerima bansos yang lainpun berbondong-bondong melakukan transaksi di e-warung desa tersebut. <br /> <br />Setelah warga melakukan pengecekan, ternyata banyak bantuan yang ditaruh di ATM tersebut dipotong dengan cara memindahkan saldo warga ke rekening pemilik e-warung Desa Sawaran Kulon. <br /> <br />Menurut warga, jumlah pemotongan masing-masing penerima manfaat bervariasi. <br /> <br />Sementara itu, Koordinator PKH Kabupaten Lumajang, Akbar Alamin, mengatakan akan melakukan koordinasi lebih lanjut dengan pihak-pihak terkait. <br /> <br />Pasalnya, sejauh ini alur pencairan berjalan sesuai semestinya. Pihak bank setiap bulan selalu mengirim bantuan sesuai nominal yang ditetapkan. <br /> <br />Kini, warga penerima manfaat masih terus berdatangan untuk mengadukan kasus tersebut. Sebab, praktek pemotongan ini diduga berlangsung cukup lama. <br /> <br />
