KOMPAS.TV - Para periset di VPN Mentor mengungkap adanya dugaan kebocoran data pribadi yang terjadi di aplikasi test dan pelacakan covid-19, Electronic Health Alert card atau eHAC yang dibuat Kementerian Kesehatan. <br /> <br />Diduga data yang bocor milik 1,3 juta pengguna. <br /> <br />Aplikasi ini wajib digunakan oleh orang yang memasuki Indonesia atau mereka yang bepergian domestik untuk memastikan mereka tidak membawa virus corona. <br /> <br />eHAC diunduh ke ponsel pengguna dan menyimpan status kesehatan terkini. <br /> <br />Adapun informasi pengguna yang diduga bocor di eHac meliputi data hasil covid-19, seperti kartu indentitas pelaku perjalanan, indentitas rumah sakit hingga hasil test covid. <br /> <br />Dugaan kebocoran juga mencakup data dari 226 rumah sakit dan klinik di Indonesia, seperti data rincian umah sakit hingga nama dokter yang menangani calon pelaku perjalanan. <br /> <br />Identitas pengguna diduga bocor, seperti detil pelaku perjalanan seperti nama lengkap, nomor telepon dan nomor KTP atau paspor. <br /> <br />Kemarin (31/8) Kementerian Kesehatan membenarkan adanya dugaan kebocoran data pengguna di aplikasi eHAC. <br /> <br />Kepala Pusat Data dan Informasi Kemenkes, Anas Ma'ruf menyebut data yang bocor terjadi di aplikasi yang lama bukan pada eHAC yang terintegrasi dengan aplikasi Peduli Lindungi. <br /> <br />Anas menyebut dugaan kebocoran data ini terjadi di aplikasi eHAC yang lama. Dan kini, ia mengabarkan bahwa aplikasi tersebut sudah tak lagi digunakan sejak 2 Juli 2021. <br /> <br />Kemenkes saat ini menggunakan aplikasi eHAC baru yang sudah terintegrasi. <br /> <br />Anas mengatakan sistem yang diaplikasi pada eHAC yang baru sangat berbeda dengan aplikasi eHAC yang lama. Perbedaan ini, kata Anas terletak pada infrastrukturnya. <br /> <br />Bagaimana tindak lajut dari laporan dugaan kebocoran data aplikasi eHAC? <br /> <br />Lalu bagaimana bisa aplikasi ehac bisa bocor? Apa yang perlu diperbaiki? <br /> <br />Simak pembahasannya bersama Juru Bicara BSSN, Anton Setiawan serta Pengamat Keamanan Siber dari Communication and Information System Security Research Center, Pratama Dahlian Persadha. <br /> <br /> <br />
