JAKARTA, KOMPAS.TV - Pemerintah memutuskan untuk memperpanjang penerapan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat, PPKM Jawa Bali, sampai 13 September. <br /> <br />Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi,Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, perpanjangan PPKM diikuti oleh sejumlah penyesuaian aturan. <br /> <br />Wakil Menteri Kesehatan, Dante Saksono Harbuwono mengatakan terjadi tren penurunan kasus covid-19 di Indonesia. <br /> <br />Namun Dante mengingatkan kenaikan kasus bisa saja terjadi jika tidak ada kewaspadaan. <br /> <br />Di tengah pelaksanaan PPKM, sejumlah daerah yang masuk level 2 dan 3 diizinkan untuk menggelar pembelajaran tatap muka secara terbatas. <br /> <br />Namun Dinas Pendidikan DKI Jakarta menemukan adanya pelanggaran protokol kesehatan di SD Negeri 05 Jagakarsa, Jakarta Selatan. <br /> <br />Pelanggaran protokol kesehatan juga terjadi di kafe Holywings yang ada di Jakarta Selatan. <br /> <br />Petugas memutuskan untuk menyegel kafe itu selama tiga hari, terhitung sejak Sabtu (04/09) malam. <br /> <br />Wagub DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria, menyatakan semua restoran dan kafe yang melanggar aturan PPKM akan disanksi. <br /> <br />Kasus aktif covid-19 di tanah air dalam beberapa hari terakhir mengalami penurunan. <br /> <br />Pada 3 September lalu kasus aktifnya lebih dari 168 ribu. <br /> <br />Sehari kemudian turun menjadi 160 ribu lebih, dan pada 5 September menjadi lebih dari 155 ribu kasus. <br /> <br />Di sisi lain, uji PCR spesimen harian ikut turun, padahal seharusnya uji PCR ini ditingkatkan guna memetakan penyebaran corona. <br /> <br />Meski kasus positif korona menurun, Epidemiolog dari Griffith University, Dicky Budiman mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada, khususnya dengan kemunculan varian baru covid-19, seperti C12 yang berasal dari Afrika Selatan, dan varian Mu. <br /> <br />Apa saja penyesuaian kegiatan sepanjang pemberlakuan kebijakan ini? <br /> <br />Kita bahas bersama Deputi 2 Kantor Staf Kepresidenan, Abetnego Tarigan. <br /> <br />Juga Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Akmal Taher. <br /> <br />
