KOMPAS.TV - Hiu paus adalah salah satu jenis hiu yang memiliki tubuh paling besar dibandingkan dengan jenis hiu lainnya. Hewan laut ini juga merupakan ikan terbesar di dunia yang masih ada keberadaannya. <br /> <br />Hewan yang memiliki nama Latin Rhincodon typus ini dikenal juga dengan hiu tutul. Nama itu diambil dari totol-totol putih di sekujur tubuhnya, serta garis di kuitnya. <br /> <br />Menariknya, orang-orang di Probolinggo, Jawa Timur menyebut hewan ini hiu geger lintang. Sementara, orang-orang Papua menamainya gurano bintang. <br /> <br />Hiu paus bisa tumbuh hingga mencapai panjang 12 meter, dengan bobot hingga 20 ton lebih. Jika dibandingkan, ukuran ini kira-kira sama besarnya dengan sebuah bus. <br /> <br />Hewan ini juga mampu menyelam hingga kedalaman 1286 meter, dan dapat hidup hingga lebih dari 50 tahun. <br /> <br />Hiu paus memiliki bentuk mulut melebar yang bisa terbuka hingga 1 meter lebih, dengan banyak gigi kecil yang tidak berbahaya. Habitatnya tersebar hampir di semua perairan laut di wilayah tropis dan subtropis, termasuk Indonesia. <br /> <br />Mengutip Monitoring Hiu Paus di Indonesia tahun 2015, Hiu paus di indonesia dapat ditemui antara lain di perairan Sabang, Situbondo, Bali, Nusa Tenggara, Alor, Flores, Sulawesi Utara, Maluku, dan Papua. <br /> <br />Meski termasuk dalam jenis ikan hiu, hiu paus dikenal sebagai hiu yang "jinak", dan makanan pokoknya adalah plankton, udang kecil, dan ikan kecil. <br /> <br />Pada tahun 2000, hiu paus masuk dalam daftar merah untuk spesies terancam oleh International Union for Conservation of Nature (IUCN) dengan status rentan. <br /> <br />Artinya, populasinya diperkirakan sudah mengalami penurunan sebanyak 20-50 persen dalam kurun waktu 10 tahun atau tiga generasi. <br /> <br />Oleh karena itu, sejak 20 Mei 2013, berdasarkan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 18/Kepmen-KP/2013 menetapkan status hiu paus untuk mendapatkan perlindungan penuh. <br /> <br />Baca Juga Hiu Ternyata Gunakan Medan Magnet Bumi Sebagai GPS Alami untuk Kembali ke Tempat Semula di https://www.kompas.tv/article/174482/hiu-ternyata-gunakan-medan-magnet-bumi-sebagai-gps-alami-untuk-kembali-ke-tempat-semula <br /> <br />(*) <br /> <br />Grafis: Agus Eko <br /> <br />Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/211859/mengenal-hiu-paus-ikan-hiu-jinak-yang-termasuk-satwa-dilindungi
