CIANJUR, KOMPAS.TV - Yandi Setiandi, seorang pengusaha toko bangunan di Cianjur, Jawa Barat, sukses beralih profesi menjadi petani porang. <br /> <br />Ia mampu menghasilkan ratusan ton umbi-umbian yang saat ini jadi perbincangan setelah Presiden Joko Widodo menyebutnya sebagai makanan masa depan. <br /> <br />Baca Juga Kemenkumham Larang Petani Vanili Alor Jual Hasil Pertaniannya ke Sembarang Perusahaan di https://www.kompas.tv/article/214138/kemenkumham-larang-petani-vanili-alor-jual-hasil-pertaniannya-ke-sembarang-perusahaan <br /> <br />Porang dikenal memiliki banyak manfaat. Selain rendah kalori, porang juga rendah kadar gula sehingga diyakini bisa menjadi makanan pokok pengganti nasi yang lebih sehat. <br /> <br />Budidaya porang juga terbilang mudah karena hanya mengandalkan air yang cukup dan pupuk organik. Porang bisa dipanen setelah 6 hingga 7 bulan setelah penanaman. <br /> <br />Baca Juga Atasi Harga Jagung yang Tinggi, Pemprov Lampung Upayakan Petani dan Peternak Bentuk Korporasi di https://www.kompas.tv/article/212656/atasi-harga-jagung-yang-tinggi-pemprov-lampung-upayakan-petani-dan-peternak-bentuk-korporasi <br /> <br />Setelah panen, porang dijual dengan harga Rp 7.000 per kilogram dalam bentuk umbi basah, atau Rp 45.000 per kilogram dalam bentuk kering berupa keripik. <br /> <br />Selain itu, porang dalam bentuk kecil atau dikenal sebagai katak porang bernilai lebih tinggi, karena bisa digunakan sebagai bibit yang ditanam kembali. Harganya mencapai 200-300 ribu Rupiah per kilogram. <br /> <br />Video editor: Vila Randita <br /> <br /> <br /> <br />Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/214184/dari-pengusaha-jadi-petani-seorang-pria-di-cianjur-sukses-budidaya-porang
