JEMBER, KOMPAS.TV - Satu tahun sudah pos kamling di Jalan Slamet Riyadi, Kecamatan Patrang, Jember, Jawa Timur, menjadi rumah bagi Solehudin dan dua anaknya yang berusia 8 dan 9 tahun. <br /> <br />Dengan banyak keterbatasan, mereka berusaha bertahan hidup dari hari ke hari. <br /> <br />Sebelumnya keluarga ini hidup berpindah pindah dari kampung ke kampung memanfaatkan pos kamling atau rumah kosong untuk ditinggali. <br /> <br />Keprihatinan ini sudah dijalani solehudin dan anak-anak sejak sang istri meninggal dunia akibat kecelakaan kerja di Bali. <br /> <br />Solehudin pun memboyong keluarga kecilnya kembali ke Jember. <br /> <br />Solehudin yang berasal dari Desa Sempolan, Kecamatan Silo, Jember, tidak bisa kembali ke kampung halaman karena kedua orangtuanya telah meninggal. <br /> <br />Solehudin dan anak-anaknya pun tidak punya rumah untuk ditinggali dan hidup nomaden. <br /> <br />Untuk memenuhi kebutuhan hidup, Solehudin bekerja serabutan dengan upah yang tidak menentu. <br /> <br />Kondisi ini membuat kedua anaknya harus berhenti sekolah, dan setiap hari hanya beraktivitas di sekitar pos kamling. Kebutuhan hidup keluarga inipun seringkali berasal dari warga sekitar. <br /> <br />Keluarga ini akhirnya mendapat perhatian dari Dinas Sosial Kabupaten Jember. Mereka dipindahkan ke tempat yang lebih layak dan mendapatkan biaya pendidikan. Anak-anak Solehudin pun bisa kembali bersekolah. <br /> <br />Menurut Dinas Sosial Kabupaten Jember, dalam data terpadu kesejahteraan sosial tahun 2021 tercatat, dari 2,5 juta jiwa penduduk Kabupaten Jember, sebanyak 896 ribu diantarnya adalah warga miskin dan tidak mampu. <br /> <br />Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/219072/kisah-pilu-ayah-dan-2-anak-hidup-di-pos-kamling-dari-kampung-ke-kampung