KOMPAS.TV - Kasus dugaan pemerkosaan terhadap tiga anak di bawah umur oleh ayahnya sendiri di Luwu Timur, Sulawesi Selatan kini menjadi sorotan publik. <br /> <br />Publik geram, karena polisi menghentikan penyelidikan kasus yang terjadi pada tahun 2019 ini dengan alasan tidak cukup bukti. <br /> <br />Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPA) kini membentuk tim untuk ikut mencari fakta hukum terkait kasus ini. <br /> <br />Menteri PPA Bintang Puspayoga pun meminta polisi segera menindak tegas pelaku pemerkosaan jika fakta kekerasan seksual itu terbukti. <br /> <br />Kasus dugaan kekerasan seksual pada anak di Luwu pun sampai ke Istana Kepresidenan. <br /> <br />Deputi Lima KSP Jaleswari Pramodhawardani pada Kompas.com mendorong Polri kembali membuka kasus yang dinilai telah mencederai rasa keadilan masyarakat. <br /> <br />Sementara itu, pihak kepolisian dari Polres Luwu Timur menyebut pelapor yang juga ibu tiga anak korban pemerkosaan akan menyerahkan bukti baru ke kepolisian pada Selasa pekan depan. <br /> <br />Baca Juga Kemen PPPA: Kami Kirim Tim ke Luwu Timur Dalami Kasus Pemerkosaan Anak di https://www.kompas.tv/article/220015/kemen-pppa-kami-kirim-tim-ke-luwu-timur-dalami-kasus-pemerkosaan-anak <br /> <br />Ibu korban mengapresiasi kehadiran polisi untuk mendengarkan informasi langsung darinya. Ia berharap Polres Luwu Timur bisa membantu mengungkap kasus yang menimpa ketiga anak kandungnya itu. <br /> <br />Setelah perjalanan kasus ini dipublikasi oleh redaksi projectmultatuli.org dukungan agar kasus ini dibuka kembali digaungkan publik di media sosial. <br /> <br />Hingga hari ini, sudah ada lebih dari 23.000 cuitan warganet di Twitter dengan tagar percuma lapor polisi. Dari semua cuitan itu, warganet mendesak agar polisi membuka kembali kasus ini. <br /> <br />Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/220037/polisi-didesak-usut-tuntas-dugaan-pemerkosaan-3-anak-luwu-timur
