JAKARTA, KOMPAS.TV - Angkatan kerja baru usia muda kesulitan menemukan pekerjaan meningkat selama pandemi covid-19. <br /> <br />Kondisi ini memicu kenaikan tingkat pengangguran terbuka usia 15 hingga 29 tahun, terutama mereka yang mendapat pendidikan lebih tinggi. <br /> <br />Berdasarkan survei Angkatan Kerja Nasional yang dilansir Harian Kompas 15 Oktober, kenaikan tingkat pengangguran terbuka usia 15-19 tahun, naik menjadi 2,18 persen. <br /> <br />Data yang sama juga menunjukkan penurunan angkatan kerja baru yang mendapatkan pekerjaan dari 53,1 persen sebelum pandemi, menjadi 44,5 persen saat pandemi. <br /> <br />Peneliti The Smeru Research Institute, Lia Amelia menyebut, kondisi ini berdampak buruk jangka panjang, seperti penurunan kualitas SDM, serta pendapatan rendah. <br /> <br />Menurut Direktur Ketenagakerjaan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Bappenas, Mahatmi Parwitasari Saronto, persoalan ini dipicu sistem informasi pasar kerja dan darurat produktifitas yang terus menurun sejak 2018. <br /> <br />Pemerintah dituntut mendorong penguatan kualitas sumber daya manusia, demi peningkatan produktifitas angkatan kerja baru. <br /> <br />Jika tidak, kegagalan memanfaatkan bonus demografi atas populasi usia produktif yang besar mengancam di masa depan. <br /> <br />Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/222966/sulit-dapat-pekerjaan-angka-pengangguran-terbuka-usia-muda-meningkat-di-tengah-pandemi
