KOMPAS.TV - Sekumpulan warga tampak memadati area luar sebuah penjara di Myanmar pada hari Selasa (19/10), saat pemerintahan militer Myanmar melanjutkan pembebasan tahanan politik mereka. <br /> <br />Pembebasan ini merupakan tindak lanjut dari amnesti atau pengampunan yang diberikan oleh pemerintah militer Myanmar, kepada para tahanan politik yang sebelumnya diduga berperan dalam protes anti-kudeta. <br /> <br />Baca Juga Mengulik Sikap Keras ASEAN Depak Pemimpin Junta Militer Myanmar dari KTT di https://www.kompas.tv/article/223155/mengulik-sikap-keras-asean-depak-pemimpin-junta-militer-myanmar-dari-ktt <br /> <br />Keriuhan terjadi di pintu gerbang penjara Insein di Yangon, Myanmar, saat barisan bus yang membawa tahanan politik keluar dari lingkungan penjara. Beberapa warga menyambut kebebasan para tahanan dengan memberikan bunga. <br /> <br />Meski disambut baik oleh PBB, pembebasan tahanan politik ini dianggap bukan suatu perubahan yang mendasar dari situasi politik yang terjadi di Myanmar. <br /> <br />Baca Juga Menlu RI Sebut Myanmar Tidak Perlu Kirim Perwakilan ke KTT ASEAN di https://www.kompas.tv/article/222211/menlu-ri-sebut-myanmar-tidak-perlu-kirim-perwakilan-ke-ktt-asean <br /> <br />Pembebasan para tahanan politik dianggap efek dari tekanan yang diberikan oleh negara-negara ASEAN. Tekanan yang dimaksud yakni keputusan ASEAN untuk tidak mengundang perwakilan Myanmar ke KTT yang akan dilaksanakan di penghujung Oktober ini. <br /> <br />Keputusan yang diambil ASEAN untuk mengucilkan junta disebut-sebut sebagai langkah penghinaan yang belum pernah terjadi sebelumnya kepada para pemimpin militer. <br /> <br />Video editor: M. Rengga <br /> <br />Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/223230/pbb-tak-anggap-pembebasan-tahanan-politik-junta-myanmar-sebagai-perubahan-dari-hati