JAKARTA, KOMPAS.TV Menanggapi kritik dari Demokrat terkait kepemimpinan Jokowi, PDIP bersuara lantang. <br /> <br />Melalui Sekretaris Jenderal DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto membeberkan akan menawarkan beasiswa. <br /> <br />Beasiswa yang dimaksud bagi mereka yang akan melakukan kajian untuk membandingkan antara kinerja dari Presiden Jokowi dengan Presiden SBY. <br /> <br />"Sehingga tidak menjadi rumor politik, tidak jadi isu politik, tapi berdasarkan kajian akademis yang bisa dipertanggung jawabkan aspek objektivitasnya,"jelas Hasto pada media di Kantor PDIP Perjuangan, Jakarta Pusat, Sabtu (23/10/2021). <br /> <br />Baca Juga Demokrat: SBY Dulu Tidak Koar-koar Punya Prestasi Ini Itu di https://www.kompas.tv/article/224400/demokrat-sby-dulu-tidak-koar-koar-punya-prestasi-ini-itu <br /> <br />Menurutnya publik dapat menilai bagaimana jumlah jembatan yang dibangun antara 10 tahun Pak SBY dengan Pak Jokowi. <br /> <br />"Saat ini saja Jumlah pelabuhan, jalan tol, lahan-lahan pertanian untuk rakyat, bendungan-bendungan untuk rakyat, itukan bisa dilakukan penelitian yang objektif. Kemudian aspek kualitatifnya, bagaimana penyelenggaraan pemilu."ucap Hasto. <br /> <br />Menurutnya pada 2009 itu kan kecurangannya masif, dan ada tokoh-tokoh KPU yang direkrut masuk ke parpol hanya untuk memberikan dukungan elektoral penguasa, ada manipulasi DPT dan sebagainya. <br /> <br />Sebelumnya, kritik datang dari Deputi Bappilu DPP Partai Demokrat Kamhar Lakumani. <br /> <br />Ia menilai Pemerintahan Jokowi terlalu banyak menggelar rapat, bahkan bisa empat sampai lima kali dalam sepekan. <br /> <br />Dikutip dari Kompas.com Kamhar Lakumani menyoroti soal penurunan kualitas demokrasi, pemberantasan korupsi hingga proyek kereta cepat. <br /> <br />Video Editor: Vila <br /> <br />Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/224642/sekjen-pdip-rogoh-kocek-beasiswa-untuk-kajian-kinerja-jokowi-versus-sby
