KUPANG, KOMPAS.TV - Beginilah kondisi 27 pelajar SD Negeri Sukun, Desa Semparong, Kecamatan Alok, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur yang menantang maut saat menyeberangi lautan dari pulau Sukun menuju kota Maumere. <br /> <br />Meski dihantui rasa takut dan mabuk selama pelayaran namun, para pelajar itu harus menempuh perjalanan selama 5 jam menyebrangi perairan teluk Maumere. <br /> <br />Hal ini terpkasa dilakukan guna bisa mengikuti asesmen nasional berbasis komputer (ANBK) yang diprogramkan Kementerian Pendidikan tanpa pengecualian bagi sekolah terpencil yang tidak memiliki fasilitas pendukung. <br /> <br />Pihak sekolah menjelaskan, kondisi ini terjadi karena SD Negeri Sukun tidak memiliki sarana pendukung seperti, listrik dan jaringan internet serta perangkat komputer. <br /> <br />Selain itu, ANBK dirasa membebankan karena para pelajar belum tahu mengoperasikan komputer. Para guru terpaksa membimbing para pelajar cara mengetik dan mengarahkan mouse saat pelaksanaan ANBK berlangsung. <br /> <br />Pihak sekolah juga harus mengeluarkan uang jutaan rupiah untuk biaya sewa kapal dan sewa laboratorium. <br /> <br />Mereka pun berharap, ada perhatian dari pemerintah terhadap sekolah mereka terutama ketersediaan jaringan listrik dan akses internet serta fasilitas pendukung lainnya. <br /> <br />#anbk #pelajarsd #fasilitas <br /> <br />Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/230145/perjuangan-pelajar-sd-di-daerah-kepulauan-seberangi-lautan-demi-anbk
