JAKARTA, KOMPAS.TV - Salah satu komoditas bahan pangan pokok, minyak goreng, mengalami kenaikan harga hingga 50 persen dari rata-rata. <br /> <br />Namun, meski harga naik, permintaan minyak goreng masih tetap normal. <br /> <br />Keluhan dari masyarakat mulai terdengar, baik dari penjual maupun konsumen. <br /> <br />Salah satu produsen minyak goreng di Jalan Baros Sudajaya Sukabumi, Jawa Barat, mengharapkan harga minyak goreng curah ataupun kemasan dapat kembali ke harga normal. <br /> <br />Saat ini, harga minyak goreng di produsen mencapai Rp 225 ribu per dus, berisi 12 kemasan satu liter. <br /> <br />Kenaikan yang fluktuatif ini membuat harga minyak goreng tidak stabil. <br /> <br />Menurut Manager Pemasaran, Arief Sugianto, sudah beberapa bulan ini harga minyak goreng mengalami kenaikan. <br /> <br />Meski sempat ada turun harga, harga minyak goreng kembali naik, bahkan bisa dua kali lipuat dari harga penurunan. <br /> <br />Kenaikan ini memang berdampak pada konsumen, terutama ibu rumah tangga dan usaha UMKM. <br /> <br />Kenaikan harga minyak goreng ini, membuat konsumen mengurangi konsumsi. Akibatnya, omzet pedagang juga ikut turun. <br /> <br />Pemerintah menyoroti inflasi di sejumlah negara. <br /> <br />Di Indonesia sendiri , sudah ada indikasi kenaikan harga pada tingkat produsen yang dikhawatirkan berimbas ke konsumen <br /> <br />Tantangan kenaikan inflasi ini dibahas dalam Sidang Kabinet Paripurna hari ini, Kamis (18/11) di Kantor Presiden, Jakarta Pusat. <br /> <br />Indonesia perlu waswas karena kenaikan harga di tingkat produsen yang cukup signifikan terjadi di Amerika Serikat, Eropa, Tiongkok, Korea Selatan, hingga Meksiko. <br /> <br />Pemerintah akan terus mencermati dampak kenaikan inflasi di beberapa negara, serta rencana tapering off bank sentral Amerika Serikat. <br /> <br />Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/233247/harga-minyak-goreng-di-sejumlah-wilayah-makin-mahal-naik-sampai-50-persen