KOMPAS.TV - Puluhan siswa SD Inpres Blawuk, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur terpaksa menyebrangi sungai untuk berangkat ke sekolah. Aktivitas ini dilakukan setiap hari karena ketiadaan jembatan penghubung. <br /> <br />Meski sudah berpakaian rapi dari rumah di Kampung Wairbou dan Wairloke para siswa sekolah dasar ini terpaksa harus membuka sepatu dan kaus kaki mereka sebelum menyeberang Sungai Nanga Gete. <br /> <br />Perlahan-lahan kaki-kaki mungil mereka masuk ke air dan bertarung melawan derasnya air. <br /> <br />Baca Juga Kepala Sekolah Beri Penjelasan soal 3 Kakak Beradik Tidak Naik Kelas karena Agama di https://www.kompas.tv/article/234629/kepala-sekolah-beri-penjelasan-soal-3-kakak-beradik-tidak-naik-kelas-karena-agama <br /> <br />Jika tidak hati-hati mereka bahkan bisa tergelincir hingga seragam basah dan buku-buku terbawa air sungai. <br /> <br />Mereka adalah siswa-siswa SD Inpres Blawuk, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur. <br /> <br />Para siswa ini hanya bisa menyeberang sungai jika tidak ada banjir. Namun jika hujan turun dan menyebabkan banjir para siswa ini tidak dapat ke sekolah. <br /> <br />Kondisi ini sudah berlangsung dari generasi ke generasi selama hampir 42 tahun karena ketiadaan jembatan penghubung di daerah mereka. <br /> <br />Sungai ini jarang sekali surut seperti semangat anak-anak ini dalam menuntut ilmu. Namun bukan berarti anak-anak ini harus bertaruh nyawa, sementara pemerintah sebagai pihak yang paling bertanggung jawab diam dan mengabaikan. <br /> <br />Anak-anak ini tengah berjuang untuk diri dan masa depan bangsa yang sudah sepatutnya didukung oleh banyak pihak. <br /> <br />Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/234847/tak-ada-jembatan-puluhan-siswa-sd-di-ntt-sebrangi-sungai-demi-pergi-sekolah
