KOMPAS.TV - Sekalipun sejumlah negara memperketat pembatasan, penyebaran varian baru Covid-19 "Omicron" meluas. <br /> <br />Setidaknya sudah ada lima benua melaporkan varian dengan banyak mutasi ini. <br /> <br />WHO telah menetapkan varian Covid-19 Omicron masuk dalam daftar perhatian yang perlu diwaspadai. <br /> <br />Berdasarkan penelitian, varian ini terdeteksi pertama kali di Afrika Selatan. <br /> <br />Diketahui sejumlah negara mulai mengonfirmasi kasus infeksi Covid-19 varian Omicron. <br /> <br />Di program Sapa Indonesia Pagi hari ini, Rabu (1/12), Guru Besar Fakultas Kesehatan Universitas Indonesia (FKUI) sekaligus Mantan Direktur WHO Asia Tenggara, Profesor Tjandra Yoga Aditama mengatakan bahwa setidaknya ada lima benua melaporkan varian baru Covid-19 Omicron. <br /> <br />Menurutnya, pengetatan pintu masuk internasional ke Indonesia sudah bagus, namun masyarakat tetap harus hati-hati. <br /> <br />Sementara itu, Pakar Virologi dari Universitas Udayana Bali, Profesor I Gusti Ngurah Kade Mahardika mengatakan bukti penyebaran varian Omicron lebih cepat dari varian delta belum ada. <br /> <br />Menurutnya, masyarakat tak perlu panik, tetapi tetap harus waspada. <br /> <br />Baca Juga Pemerintah Tutup Akses Kedatangan WNA dari 11 Negara, Bagaimana Keramaian di Bandara Soekarno-Hatta? di https://www.kompas.tv/article/237476/pemerintah-tutup-akses-kedatangan-wna-dari-11-negara-bagaimana-keramaian-di-bandara-soekarno-hatta <br /> <br />Omicron merupakan varian Covid-19 kelima di dunia, dan sudah merebak di Afrika Selatan, Botswana, Hong Kong, hingga Belgia. <br /> <br />WHO mengingatkan, spesimen dari kasus varian pertama Omicron dikumpulkan pada 9 November 2021. <br /> <br />Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/237492/pakar-kesehatan-minta-pemerintah-belajar-dari-lonjakan-kasus-singapura-untuk-antisipasi-omicron
