LUMAJANG, KOMPAS.TV - Mirzam Abdurrachman, Vulkanolog Institut Teknologi Bandung (ITB) menyebutkan bahwa seluruh masyarakat Indonesia, harus belajar mengenai kesiapsiagaan bencana. <br /> <br />Menurutnya, hal ini harus terus dilakukan berulang dan bersinergi dengan pemerintah <br /> <br />Ia juga mengatakan, harusnya erupsi yang pernah terjadi sebelumnya bisa jadi bahan pelajaran. <br /> <br />Termasuk dengan pembelajaran membaca informasi mengenai tanda tanda bencana yang dikeluarkan oleh institusi. <br /> <br />Baca Juga Desa Sumberwuluh Jadi Tempat Pengungsian bagi Warga Terdampak Erupsi Gunung Semeru di https://www.kompas.tv/article/238848/desa-sumberwuluh-jadi-tempat-pengungsian-bagi-warga-terdampak-erupsi-gunung-semeru <br /> <br />Tak hanya itu, Mirzam juga menuturkan bahwa bencana Gunung Semeru ini dapat menjadi pelajaran baru bagi setiap pihak, tanpa terkecuali. <br /> <br />Mulai dari pemerintah, organisasi, hingga masyarakat nasional dan secara khusus, masyarakat yang tinggal di wilayah kaki gunung. <br /> <br />Pemerintah dan organisasi dapat belajar bahwa tolok ukur yang digunakan pada satu bencana vulkanik tidak dapat digunakan pada yang lainnya; hal ini karena setiap bencana memiliki karakteristiknya masing-masing. <br /> <br />Begitu pula tentang cuaca buruk yang belakangan menerjang Indonesia; di mana menurut analisis Mirzam, erupsi Gunung Semeru juga dipercepat atas faktor tersebut. <br /> <br />Hal ini merujuk pada prediksi erupsi yang tidak terdeteksi sepanjang November 2021. <br /> <br />Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/238854/vulkanolog-itb-soal-bencana-gunung-semeru-harus-jadi-pelajaran-ini-berbeda-dari-erupsi-lainnya