KOMPAS.TV - Erupsi Gunung Semeru memberi peringatan bahwa masih ada yang kurang dari sistem peringatan dini atau early warning sistem Indonesia. <br /> <br />Tidak cuma mengandalkan masyarakat sekitar dan pemerintah daerah, tetapi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) yang memiliki perangkat peringatan dini. <br /> <br />Peringatan dini kepada warga erupsi Gunung Semeru pada Sabtu (04/12) petang dianggap kurang cepat. <br /> <br />Gubernur Khofifah Indar Parawansa menyatakan, yang sadar akan adanya bahaya justru warga yang bekerja sebagai penambang pasir di lereng Semeru. <br /> <br />Namun kesadaran masyarakat kurang cepat bisa ditanggapi warga lain, hingga akhirnya erupsi menimbulkan korban 14 orang meninggal dunia. <br /> <br />Masyarakat tak bisa segera tanggap lantaran tak ada peringatan dini dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi. Peningkatan level yang biasanya disosialisasikan tak terjadi. <br /> <br />Menurut Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Andiani, peringatan sudah diberikan sejak 1 Desember 2021 dan update perkembangannya diberikan melalui WhatsApp grup. <br /> <br />Baca Juga Sudah Erupsi 2 Kali, Status Gunung Semeru Masih Berada di Level 2 atau Waspada di https://www.kompas.tv/article/239084/sudah-erupsi-2-kali-status-gunung-semeru-masih-berada-di-level-2-atau-waspada <br /> <br />Menurut vulkanolog ITB Mirzam Abdurrahman, peringatan dini penting terus diberikan terutama kepada warga. <br /> <br />Meski warga telah memiliki peringatan dengan melihat gejala alam, sistem dari pemerintah pusat penting dipadukan untuk mencegah jatuhnya korban. <br /> <br />Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/239099/peringatan-erupsi-semeru-kurang-cepat-kepala-pvmbg-sudah-diinfokan-di-whatsapp-grup