KOMPAS.TV Guguran awan panas kembali terjadi pada Senin (06/12/11) warga Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo panik dan meninggalkan rumah mencari tempat aman. <br /> <br />Gumpalan asap tebal membuat warga berhamburan, kali ini mereka kembali mencari tempat aman menjauh dari lereng Semeru. <br /> <br />Pakar vulkanologi Surono mengatakan, guguran awan panas Gunung Semeru tidak ada kaitannya dengan erupsi. <br /> <br />"Erupsi Semeru hanya berupa abu, uap air atau material pijar yang jatuh di sekitar puncak. Makanya Semeru semakin tinggi dan semakin besar, materialnya tidak kemana-mana. Disamping itu ada lelehan lava yang kemudian semakin lama semakin besar, semakin tidak stabil ditambah curah hujan yang tinggi maka dia gugur." Ujar Surono. <br /> <br />"Dan gugur itu pasti kubah lavanya, yang tidak pasti adalah kapan terjadinya. Guguran ini tidak ada kaitannya dengan erupsi." Lanjut Surono. <br /> <br />Baca Juga Sapuan Awan Panas Gunung Semeru Batalkan Pertemuan Anak Perantau dan Ibunya di https://www.kompas.tv/article/239114/sapuan-awan-panas-gunung-semeru-batalkan-pertemuan-anak-perantau-dan-ibunya <br /> <br />Surono juga menjelaskan, guguran awan panas alirannya selalu masuk ke Besok Kobokan. <br /> <br />"Awan panas guguran yang alirannya juga sudah selalu kesitu. Masuk ke Besuk Kobokan, makanya Besuk Kobokan menjadi ladang emas hitam disana." Kata Surono. <br /> <br />Surono menyatakan, awan panas guguran berasal dari kubah yang ada di dekat puncak Semeru, yaitu di luar kawah yang tidak ada kaitannya dengan letusan atau erupsi Semeru. <br /> <br />Pakar vulkanologi Surono juga menjelasakan, kemunculan susulan guguran awan panas terjadi karena kemungkinan kubah Semeru belum sepenuhnya longsor. Longsoran berikutnya terjadi akibat curah hujan yang masih tinggi. <br /> <br />Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/239121/pakar-vulkanologi-guguran-awan-panas-semeru-tak-berkaitan-dengan-erupsi