JAKARTA, KOMPAS.TV - Angka stunting sebagai dampak kurang gizi pada balita di Indonesia jadi perhatian serius pemerintah, termasuk saat pandemi. <br /> <br />Presiden Joko Widodo pun meminta Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional, BKKBN, bergerak cepat atasi masalah stunting sejak dini di Indonesia. <br /> <br />BKKBN sendiri menyatakan siap melaksanakan mandat Presiden dan akan bekerja sama dengan semua pihak, agar penurunan angka stunting di Indonesia bisa dipercepat sejak dini. <br /> <br />Upaya pencegahan stunting sejak dini, bisa dilakukan dengan pendampingan remaja dan calon pengantin, dalam merencanakan keluarganya di masa depan. <br /> <br />Setelah menikah, pendampingan juga dilakukan pada ibu hamil dan pasca persalinan, mulai dari kehamilan, seribu hari pertama kehidupan, hingga anak usia lima tahun. <br /> <br />Pendampingan ini pun kini ikut dilakukan organisasi keagamaan Nahdlatul Ulama. <br /> <br />Stunting, adalah kondisi ketika anak dan balita memiliki tinggi badan di bawah rata-rata. <br /> <br />Hal ini diakibatkan asupan gizi yang diberikan dalam waktu yang panjang, tidak sesuai dengan kebutuhan sang anak. <br /> <br />Seberapa penting peran para calon pengantin dan pasangan yang baru saja menikah, bisa ikut berkontribusi menurunkan angka anak dengan gizi buruk di Indonesia? <br /> <br />Kompas TV membahas hal ini bersama Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional, BKKBN, Hasto Wardoyo. <br /> <br />Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/242259/bkkbn-sebut-calon-pengantin-punya-peran-penting-dalam-pencegahan-stunting-dan-gizi-buruk-pada-anak