JAKARTA, KOMPAS.TV - Presiden Joko Widodo meresmikan pembangunan pabrik gasifikasi batubara menjadi dimetil eter, DME, sebagai pengganti penggunaan gas elpiji di Muara Enim, Sumatera Selatan. <br /> <br />Jokowi menyebut, proyek hilirisasi ini akan menekan biaya impor elpiji, dan mengurangi subsidi pemerintah untuk masyarakat yang menggunakan elpiji. <br /> <br />Jokowi mengklaim jika elpiji disetop dan pindah ke dme pemerintah bisa berhemat hingga Rp70 triliun. <br /> <br />Jokowi menambahkan, proyek hilirisasi batubara ini dilakukan agar impor batubara bisa dikurangi. <br /> <br />Baca Juga Rencana Elpiji Diganti Gas DME Batu Bara, Menteri Investasi: Demi Kemandirian Energi di https://www.kompas.tv/article/255455/rencana-elpiji-diganti-gas-dme-batu-bara-menteri-investasi-demi-kemandirian-energi <br /> <br />Menurutnya, ada pihak yang nyaman dengan impor, sehingga negara dirugikan. <br /> <br />Sementara menteri Investasi, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal, BKPM, Bahlil Lahadalia menargetkan pembangunan proyek ini tuntas dalam kurun waktu 30 bulan. <br /> <br />Namun Wahana Lingkungan Hidup Indonesia, WALHI, menilai proyek gasifikasi ini hanya upaya pemerintah untuk memperpanjang pemakaian batubara sebagai sumber energi, yang mengotori lingkungan. <br /> <br />Pemerintah harus memastikan semua proyek energi harus ramah lingkungan, sesuai dengan komitmen untuk menurunkan emisi gas rumah kaca. <br /> <br />Seperti apa proyek gasifikasi batubara ini, dan apakah ramah lingkungan? <br /> <br />Sapa Indonesia Malam membahasnya dengan Menteri Investasi, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal, BKPM, Bahlil Lahadalia, dan Kepala Kampanye Anti Industri Ekstraktif Walhi, Hadi Jatmiko. <br /> <br />Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/255463/soal-rencana-pergantian-elpiji-dengan-gas-dme-batu-bara-walhi-batu-bara-dme-picu-polusi-tinggi
