KOMPAS.TV - Krisis keamanan di perbatasan Ukraina-Rusia kini menjadi sorotan banyak negara, bahkan ada kekhawatiran perang dunia ketiga bakal muncul dari krisis ini. <br /> <br />Sejak akhir bulan Januari kemarin, ketegangan di perbatasan Ukraina dengan Rusia terus meningkat. <br /> <br />Apalagi, saat itu Kremlin menumpuk 100.000 pasukan, lengkap dengan kendaraan tempurnya di wilayah Rusia yang berbatasan langsung dengan Ukraina. <br /> <br />Hal serupa dilakukan Kremlin di wilayah Belarus, negara pecahan Soviet, yang kini menjadi sahabat Rusia. <br /> <br />Meski menempatkan banyak pasukan diperbatasan, namun Menteri Luar Negeri Rusia menyatakan mereka tidak akan memulai perang. <br /> <br />Pernyataan tak akan memulai perang dari Rusia, tak membuat Ukraina berpangku tangan. <br /> <br />Warga Ukraina kini mulai bergabung dengan divisi cadangan militer Ukraina dan berlatih menghadapi kemungkinan pecahnya perang dengan negeri tetangga. <br /> <br />Sikap Ukraina yang berani menentang Rusia bukan tanpa alasan; sejumlah negara anggota NATO, Amerika Serikat salah satunya, memberi dukungan. <br /> <br />Ini terlihat dari sejumlah prajurit Amerika Serikat yang diterjunkan untuk melatih militer Ukraina. <br /> <br />Bahkan Presiden Amerika Serikat, Joe Biden pun menyatakan, militer Amerika Serikat akan siap jika rusia melakukan invasi ke wilayah tetangganya, Ukraina. <br /> <br />Krisis keamanan di perbatasan Ukraina dengan Rusia dipicu dengan rencana bakal bergabungnya Ukraina dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara NATO; rencana tersebut membuat Rusia merasa keamanan mereka terancam. <br /> <br />Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/257346/joe-biden-soal-kisruh-pakta-pertahanan-atlantik-utara-nato-jika-rusia-serang-ukraina-kami-hadapi
