SOLO, KOMPAS.TV - Di tengah melonjaknya kasus covid-19 akibat varian omicron, kesadaran masyarakat untuk mencegah penularan masih perlu ditingkatkan. <br /> <br />Gara-gara pengunjung yang enggan pulang meski lampion Imlek di Solo, Jawa Tengah telah dimatikan, disinfektan pun disemprotkan untuk membubarkan kerumunan. <br /> <br />Baca Juga Bogor Sweeping Resto dan Tempat Hiburan Malam, Cegah Kerumunan dan Jemput Bola Vaksinasi di https://www.kompas.tv/article/258774/bogor-sweeping-resto-dan-tempat-hiburan-malam-cegah-kerumunan-dan-jemput-bola-vaksinasi <br /> <br />Upaya ini terpaksa dilakukan petugas, karena imbauan untuk membubarkan diri diabaikan warga yang memadati kawasan Pasar Gede dan Balai Kota Solo, Jawa Tengah ini. <br /> <br />Sabtu (05/02) malam yang cerah dan hiasan seribu lampion Imlek membuat masyarakat tumpah ruah di tempat ini tanpa mematuhi protokol kesehatan. <br /> <br />Pemerintah setempat harus memutar otak agar lampion Imlek yang mempercantik Kota Solo hingga perayaan cap gomeh ini tak memicu klaster covid-19 baru. <br /> <br />Sebelumnya, pemerintah telah memprediksi puncak gelombang covid-19 akibat varian omicron bakal tiga kali lebih tinggi daripada puncak delta Juli 2021 lalu. <br /> <br />Namun saat ini tanda-tanda bahaya itu sudah mulai terlihat, pemerintah akui jumlah tes kalah cepat dari omicron. <br /> <br />Per 5 Februari, Indonesia mencatat 33.729 kasus covid-19 dalam sehari, angka kasus aktif pun kini telah menembus 160 ribu dengan 44 pasien meninggal dunia. <br /> <br />Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/258782/petugas-terpaksa-semprotkan-disinfektan-untuk-bubarkan-kerumunan-lampion-imlek