JAKARTA, KOMPAS.TV - 45 tokoh menggalang petisi menolak pemindahan dan pembangunan ibu kota negara (IKN). <br /> <br />Salah satu inisiator, Azyumardi Azra, menganggap pemindahan ibu kota terlalu tergesa-gesa. Menurutnya, pemindahan saat ini sangat tidak tepat karena pertumbuhan ekonomi yang belum stabil. <br /> <br />Selain itu, pemindahan ibu kota di tengah pandemi Covid-19 juga bukanlah waktu yang tepat. <br /> <br />Menanggapi hal ini, Ketua Tim Komunikasi IKN, Sidik Pramono menegaskan bahwa pembangunan IKN dilakukan dengan mempertimbangkan kemampuan keuangan negara. <br /> <br />Pro dan kontra soal pemindahan, serta penggarapan proyek IKN baru, masih terus bergulir meski DPR sudah mengesahkan perpindahan lewat sidang paripurna beberapa waktu lalu. <br /> <br />Salah satu proyek yang dipermasalahkan adalah pengadaan air bersih, yang disebut diperoleh Hashim Djoyohadikusumo, Adik Kandung Menteri Pertahanan (Menhan), Prabowo Subianto. <br /> <br />Melalui keterangan resmi pada Senin (7/2) kemarin, Hashim Djoyohadikusumo menyebut tudingan mendapat "rezeki" proyek air bersih di IKN baru di Kalimantan Timur merupakan kebohongan besar. Ia bahkan menyebut tudingan tersebut fitnah. <br /> <br />Hashim menegaskan proyek air bersih untuk IKN Nusantara belum tanda tangan kontrak dan tidak menggunakan APBN. <br /> <br />Bantahan Hashim merupakan jawaban tudingan Ekonom dan juga Inisiator Petisi Menolak Pemindahan IKN 2022-2024, Faisal Basri. <br /> <br />Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/259831/faisal-basri-hingga-azyumardi-azra-45-tokoh-publik-buat-petisi-tolak-pemindahan-ikn