KOMPAS.TV - Kebijakan pemerintah pusat untuk menurunkan harga minyak goreng berimbas pada menurunnya jumlah pasokan. <br /> <br />Dalam beberapa hari terakhir minyak goreng mengalami kelangkaan di pasar-pasar tradisional. <br /> <br />Seperti di pasar galiran di Kabupaten Klungkung, Bali pedagang minyak eceran mengaku sudah lima hari terakhir pasokan minyak tidak seperti biasanya. <br /> <br />Baca Juga 23 Hari Kebijakan Satu Harga Ditetapkan, Minyak Goreng Malah Langka dan Mahal di https://www.kompas.tv/article/260253/23-hari-kebijakan-satu-harga-ditetapkan-minyak-goreng-malah-langka-dan-mahal <br /> <br />Bahkan saat ini yang dijual adalah sisa stok lama yang dulu dibeli mahal dan terpaksa dijual murah sesuai aturan pemerintah. <br /> <br />Operasi pasar sudah sempat dilakukan pemerintah daerah setempat. <br /> <br />Namun pedagang berharap operasi pasar dapat digelar kembali, karena khawatir ada yang sengaja menimbun pasokan sehingga minyak menjadi langka dan rentan menimbulkan kenaikan harga. <br /> <br />Di Kota Gunungsitoli, Sumatera Utara pasokan minyak goreng langka di sejumlah pasar tradisional sejak dua pekan lalu. <br /> <br />Pedagang dan pembeli mengeluh minyak goreng yang langka dan mahal di kisaran harga Rp 18 hingga Rp 22 ribu per liter. <br /> <br />Untuk itu, pemerintah didesak melakukan kebijakan pemerataan distribusi minyak goreng terutama di daerah yang berada di kawasan tertinggal, terdepan, dan terluar di Indonesia. <br /> <br />Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/260596/pasokan-minyak-goreng-alami-kelangkaan-di-pasar-pasar-tradisional
