KARO, KOMPAS.TV - Ketersediaan minyak goreng terus-terusan jadi masalah. <br /> <br />Sulit ditemukan di pasar tradisional maupun ritel modern, minyak goreng justru tersedia di media sosial. <br /> <br />Pasca penetapan harga eceran tertinggi merata minyak goreng, seharga Rp14 ribu per liter, ketersediaan minyak goreng di Kabupaten Karo Sumatera Utara menjadi langka. <br /> <br />Baca Juga YLKI Buka Posko Pengaduan Minyak Goreng, Catat Nomornya! di https://www.kompas.tv/article/260653/ylki-buka-posko-pengaduan-minyak-goreng-catat-nomornya <br /> <br />Untuk mengetahui pasti penyebab kelangkaan minyak goreng, Tim Ketahanan Pangan Kabupaten Karo, melaksanakan sidak di beberapa mini market, atau retail di Kabupaten Karo, Sumatera Utara. <br /> <br />Dalam sidak, petugas mendapati rak penjualan minyak goreng dalam keadaan kosong. <br /> <br />Pihak mini market mengaku, stok pengiriman minyak goreng menurun pasca penetapan harga merata tersebut. <br /> <br />Kelangkaan minyak goreng juga terjadi di sejumlah pasar tradisional dan toko ritel, di Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat. <br /> <br />Para pedagang mengeluhkan terbatasnya pasokan minyak goreng dari distributor. <br /> <br />Mirisnya, minyak goreng justru ramai di perjual belikan di sosial media dengan harga tinggi di atas harga yang ditetapkan pemerintah, mulai dari Rp16 ribu hingga Rp18 ribu per liter. <br /> <br />Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia, YLKI, membuat petisi online untuk mengusut dugaan kartel dan persaingan usaha tidak sehat yang menyebabkan kelangkaan minyak goreng. <br /> <br />Ketua YLKI, Tulus Abadi mengatakan, upaya pemerintah dalam mengatasi kelangkaan dan melambungnya harga minyak goreng, hanya sebatas pada persoalan di hilir saja. <br /> <br />Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/260812/stok-minyak-goreng-kian-langka-ylki-buat-petisi-bongkar-dugaan-kartel
