JAKARTA, KOMPAS.TV - Duet kelangkaan minyak goreng dan kedelai sebagai bahan baku tahu tempe kian menjadi-jadi. <br /> <br />Kesabaran masyarakat yang penghasilannya tidak bertambah di masa pandemi, diuji. <br /> <br />Selain karena kelangkaan yang terus terjadi, harga eceran di sejumlah daerah pun masih tinggi meski sudah ada kebijakan harga dari pemerintah. <br /> <br />Harga yang tidak merata dan kelangkaan membuat masyarakat rela mengantri bahkan berebut minyak goreng. <br /> <br />Sementara itu, produsen tahu dan tempe mogok produksi. <br /> <br />Alhasil, kedua olahan kedelai tersebut langka di pasaran. <br /> <br />Baca Juga Tahu Tempe Hingga Minyak Goreng Mahal, PPN Juga Naik Jadi 11 Persen Mulai 1 April di https://www.kompas.tv/article/263767/tahu-tempe-hingga-minyak-goreng-mahal-ppn-juga-naik-jadi-11-persen-mulai-1-april <br /> <br />Salah satunya di Pasar Palmerah, Jakarta Barat. <br /> <br />Aksi mogok produksi yang digelar di beberapa daerah ini, merupakan buntut dari kenaikan harga kedelai. <br /> <br />Dari yang semula berkisar di angka Rp 9.000, kini kedelai dipatok dengan harga Rp 11.000. <br /> <br />Mogok produksi yang dilakukan serentak di Pulau Jawa ini disebut akan dilakukan selama tiga hari ke depan, mulai dari Senin (21/2) hingga Rabu (23/2). <br /> <br />Para produsen tahu dan tempe berharap, aksi mogok bisa menarik perhatian pemerintah, sehingga harga kedelai yang menjadi bahan baku pembuatan tahu dan tempe bisa kembali stabil. <br /> <br />Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/263932/pasar-ilegal-minyak-goreng-sampai-mogoknya-produksi-tahu-tempe-sampai-kapan-ini-akan-terjadi
