SURABAYA, KOMPAS.TV - Setelah tiga hari mogok kerja, produsen tahu tempe di Surabaya, Jawa Timur, mulai beraktivitas kembali. <br /> <br />Seperti para perajin tempe rumahan, di kawasan Kampung Tempe Tenggilis, Kauman, Surabaya, yang kembali memasarkan hasil produksinya. <br /> <br />Salah seorang perajin, mengaku aksi mogok kerja tiga hari tidak membuahkan hasil. <br /> <br />Selain harga kedelai impor masih mahal, mencapai Rp11 ribu per kilogram, perajin tempe juga tidak ada penghasilan selama beberapa hari. <br /> <br />Agar tidak merugi, perajin tempe harus mengurangi kapasitas produksi, dari 1 kuintal menjadi 60 kilogram per hari. <br /> <br />Tak hanya itu, ukuran tempe terpaksa diperkecil. <br /> <br />Baca Juga Pedagang Tahu Tempe Kembali Berjualan, Ukuran Diperkecil dan Harga Naik Seribu Rupiah di https://www.kompas.tv/article/264593/pedagang-tahu-tempe-kembali-berjualan-ukuran-diperkecil-dan-harga-naik-seribu-rupiah <br /> <br />Perajin berharap pemerintah bisa segera menurunkan harga kedelai impor, Indonesia tidak lagi bergantung pada kedelai impor. <br /> <br />Sementara di Bandung, Jawa Barat, perajin tahu dan tempe di kawasan Cibuntu, Kota Bandung, juga kembali produksi. <br /> <br />Namun, karena harga kedelai impor masih tinggi, perajin terpaksa menaikkan harga, agar tidak merugi. <br /> <br />Perajin menaikkan harga Rp5 ribu rupiah, per satu cetakan tahu. <br /> <br />Perajin tahu mengungkapkan, walau harga sudah dinaikkan, juga belum menutupi kerugian ongkos produksi. <br /> <br />Sebelumnya, para perajin tahu dan tempe, terpaksa melakukan aksi mogok nasional, selama 3 hari, meski harus merugi. <br /> <br />Para perajin berharap, pemerintah memberikan solusi, agar harga kacang kedelai impor kembali normal. <br /> <br /> <br />Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/265071/harga-tahu-tempe-terpaksa-naik-demi-para-perajin-menutup-biaya-produksi
