JAKARTA, KOMPAS.TV - Tingginya harga daging sapi membuat pedagang merugi. <br /> <br />Hingga akhirnya pedagang memutuskan untuk mogok berjualan daging mulai Senin 28 Februari hingga 4 Maret mendatang. <br /> <br />Apa upaya pemerintah untuk menurunkan harga daging sapi, dan juga mencukupi kebutuhan harian daging sapi masyarakat, yang dijual di pasaran? <br /> <br />Kompas TV membahasnya bersama Edy Priyono, Tenaga Ahli Utama Kedeputian III Kantor Staf Presiden, dan juga Asnawi, Ketua Jaringan Pemotongan Dan Pedagang Daging Indonesia (JAPPDI). <br /> <br />Baca Juga JAPPDI Minta Pedagang Daging Sapi Tidak Mogok Berjualan di https://www.kompas.tv/article/265412/jappdi-minta-pedagang-daging-sapi-tidak-mogok-berjualan <br /> <br />Harga kebutuhan pokok daging sapi semakin dikeluhkan pedagang dan konsumen. <br /> <br />Pantauan di Pasar Kebayoran Lama Jakarta, harga daging sapi mulai menyentuh angka Rp130 ribu per kilogram. <br /> <br />Kenaikan harga terjadi dalam satu minggu ini, membuat pedagang berencana mogok jualan agar tidak semakin rugi. <br /> <br />Di Depok Jawa Barat, kenaikan harga daging sapi di pasaran sudah terjadi selama 3 minggu. <br /> <br />Menurut Dewan Pengurus Pusat Jaringan Pemotong dan Pedagang Daging Indonesia (JAPPDI), kenaikan harga daging sapi sejak desember 2021 dipicu kenaikan harga sapi hidup di tingkat importir. <br /> <br />Tiga provinsi dengan konsumsi daging sapi tertinggi, DKI Jakarta, Banten dan Jawa Barat dengan 1.200 pasar aktif. <br /> <br />Hanya di wilayah ini, kerugian dialami rumah pemotongan dan pedagang, hingga Rp105 miliar per bulan jika harga pokok penjualan pedagang tidak dinaikkan. <br /> <br />Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/265414/warga-disebut-terbiasa-dengan-daging-impor-jappdi-sapi-lokal-tidak-mampu-bersaing-di-pasar