JAKARTA, KOMPAS.TV - Penyesuaian harga elpiji nonsubsidi, seperti sudah diprediksi, dikeluhkan oleh masyarakat. <br /> <br />Terhitung mulai 27 Februari 2022, pemerintah menaikkan harga elpiji nonsubsidi. <br /> <br />Dengan penyesuaian harga saat ini, harga elpiji nonsubsidi kini Rp 15.500. <br /> <br />Karena tingginya harga, masyarakat kini mulai beralih menggunakan elpiji 3 kilogram yang harganya lebih murah. <br /> <br />Dengan kenaikan ini, terhitung dari November 2021 hingga Februari 2022, telah terjadi tiga kali kenaikan harga elpiji nonsubsidi. <br /> <br />Pada November 2021, harga elpiji nonsubsidi masih berada di angka Rp 11.500 per kilogram. <br /> <br />Pada Desember 2021, harganya naik menjadi Rp 13.500 per kilogram. <br /> <br />Dan pada Februari 2022, harga elpiji nonsubsidi kembali naik menjadi Rp 15.500 per kilogram. <br /> <br />PT Pertamina menjelaskan, penyesuaian harga ini dipicu oleh sejumlah faktor. <br /> <br />Di antaranya, mengikuti perkembangan terkini dari industri minyak dan gas (migas). <br /> <br />Kenaikan harga ini juga disoroti oleh Komisi VII DPR RI yang membidangi energi, riset teknologi, dan lingkungan hidup. <br /> <br />Anggota Komisi VII dari Fraksi PKS, Mulyanto menyebut bahwa kenaikan harga elpiji nonsubsidi membebani masyarakat. <br /> <br />Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/266547/naik-3-kali-sejak-november-2021-warga-keluhkan-tingginya-harga-gas-elpiji-nonsubsidi
