JAKARTA, KOMPAS.TV - Perang Rusia-Ukraina kini telah memasuki pekan kedua. <br /> <br />Saat perang pecah untuk pertama kalinya Presiden Ukraina meminta bantuan militer dari Nato dan Eropa. <br /> <br />Namun bantuan aksi militer tak terwujud. <br /> <br />Duta Besar Uni Eropa, Vincent Piket menjelaskan bahwa mereka beri dukungan senjata pada Ukraina. <br /> <br />Selain itu Uni Eropa buka perbatasan untuk pengungsi Ukraina. <br /> <br />Pertempuran sengit berkecamuk di pinggiran Ibu Kota Ukraina, Kiev, Sabtu (12/3) kemarin saat pasukan Rusia meningkatkan ancaman ke kota itu. <br /> <br />Baca Juga 25 Tahun Lalu, NATO Tak Menganggap Rusia Musuh, Invasi ke Ukraina Kemungkinan Mengubah Segalanya di https://www.kompas.tv/article/271251/25-tahun-lalu-nato-tak-menganggap-rusia-musuh-invasi-ke-ukraina-kemungkinan-mengubah-segalanya <br /> <br />Di beberapa daerah di sekitar ibu kota, serangan artileri membuat penduduk berlarian mencari perlindungan. <br /> <br />Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan pasukan darat Rusia yang berkumpul di utara Kiev telah mendekat dan menyebar, berjarak 25 kilometer dari pusat kota. <br /> <br />Di kota Irpin, sekitar 20 kilometer barat laut Kiev, serangan artileri berat bergema dari dekat wilayah Bucha. <br /> <br />Jenazah warga sipil yang tewas dalam beberapa hari terakhir dibiarkan tergeletak di tanah. <br /> <br />Beberapa orang yang tersisa di Irpin bersembunyi di ruang bawah tanah yang gelap. <br /> <br />Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/271274/mengapa-bantuan-militer-yang-diberikan-uni-eropa-bukan-berupa-pasukan-militer
