KOMPAS.TV - Di tengah melandainya kasus Covid-19 di Indonesia, kewaspadaan masih harus diterapkan. <br /> <br />Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebut, Deltacron telah menyebar di berbagai negara, seperti Amerika Serikat, Perancis, Denmark, dan Belanda. <br /> <br />Di Indonesia, Kementerian Kesehatan melaporkan hingga 21 Maret 2022, telah menemukan 808 kasus Covid-19 varian BA.2 namun belum mendapatkan laporan untuk kasus Deltacron. <br /> <br />Sekretaris Ditjen Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi menjelaskan, kasus BA.2 jauh lebih rendah ketimbang varian awal Omicron yang mencapai 5.600 lebih kasus. <br /> <br />Baca Juga Dari 1.477 Kematian Covid-19 di Jakarta Periode Omicron, 44 Persen Belum Divaksin di https://www.kompas.tv/article/271484/dari-1-477-kematian-covid-19-di-jakarta-periode-omicron-44-persen-belum-divaksin <br /> <br />Mayoritas kasus ditemukan di Pulau Jawa, yakni DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Banten. <br /> <br />Meski kasus BA.2 telah terdeteksi, namun pemerintah menilai kebijakan rem darurat atau pengetatan protokol kesehatan belum perlu dilakukan. <br /> <br />Satgas penanganan Covid-19 masih akan memantau laporan harian kasus korona secara periodik setiap harinya. <br /> <br />Sementara itu, Epidemiolog dari Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman meminta banyak pihak tidak menganggap remeh dua varian baru Covid-19 tersebut. <br /> <br />Cakupan vaksinasi harus digenjot lebih besar dengan tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan. <br /> <br /> <br /> <br />Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/272838/waspada-jangan-anggap-remeh-subvarian-omicron-ba-2-dan-deltacron-simak-selengkapnya