Tradisi gebyuran di Kampung Bustaman Semarang, ditandai dengan menyiapkan puluhan kantong plastik berisi air.<br /><br />Kantong plastik air berwarna-warni disiapkan di rumah masing-masing yang nantinya digunakan untuk dilempar ke warga lainnya.<br /><br />Prosesi dimulai dengan tetua kampung dan pejabat wilayah yang mengguyur air dari sebuah kendi kepada lima anak-anak dari kampung tersebut.<br /><br />Yang kemudian langsung dilanjutkan dengan perang air. Ratusan warga yang sudah siap dengan kantung plastik berisi air langsung saling melempar.<br /><br />Suasana riang gembira tergambar dalam tradisi yang sudah berlangsung sepuluh tahun ini. Warga yang terkena lemparan air dan basah, tidak ada yang marah ataupun mendendam.<br /><br />Mereka justru terhanyut dalam suasana gembira. Tradisi gebyuran ini sempat terhenti selama dua kali saat pandemi.<br /><br />Tradisi ini mempunyai filosofisi menghilangkan segala sifat buruk dan prasangka sebelum bulan suci.<br /><br />Kontributor : Donny Marendra