JAKARTA, KOMPAS.TV - Di tengah masih langka dan mahalnya minyak goreng, pemerintah mengeluarkan kebijakan bantuan langsung tunai (BLT) minyak goreng bagi keluarga penerima manfaat. <br /> <br />Menyorot hal ini, pengamat kebijakan publik menyebut, bantuan tunai tidak menyelesaikan permasalahan dan berpotensi korupsi. <br /> <br />Minyak goreng curah bersubsidi dengan harga Rp 14 ribu per liter masih terus langka. <br /> <br />Di berbagai daerah di tanah air, warga pun masih berbondong-bondong antre untuk membeli minyak goreng dengan harga murah, meski pembeliannya dibatasi agar merata. <br /> <br />Warga menyebut, minyak goreng yang beredar saat ini merupakan minyak goreng kemasan yang dijual dengan harga mahal. <br /> <br />Untuk itu, pemerintah mengatakan akan memberikan BLT minyak goreng sebesar Rp 300 ribu untuk tiga bulan dan segera disalurkan kepada masyarakat mulai pekan depan. <br /> <br />Perhitungan besaran BLT menggunakan asumsi data dari BPS. <br /> <br />Kurang lebih, satu keluarga penerima manfaat dengan anggota keluarga empat orang membutuhkan minyak goreng satu liter per orang dalam sebulan. <br /> <br />Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/278360/pemerintah-sebut-stok-minyak-goreng-di-masyarakat-sudah-banyak-mengapa-masih-banyak-yang-antre
