JAKARTA, KOMPAS.TV - Bagaimana upaya bersama meminimalisasi konflik antara gajah dan manusia, sebagai upaya pelestarian gajah? <br /> <br />Kompas TV bahas bersama Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati, Direktorat Jenderal Konservasi Sumberdaya Alam dan Ekosistem, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Indra Exploitasia. <br /> <br />Juga ada Samsul Rizal, Koordinator Conservation Response Unit, CRU Sampoiniet. <br /> <br />Baca Juga Konflik Antara Gajah dan Manusia Jadi Penyebab Terbesar Kematian Gajah di Aceh di https://www.kompas.tv/article/278684/konflik-antara-gajah-dan-manusia-jadi-penyebab-terbesar-kematian-gajah-di-aceh <br /> <br />Banyaknya konflik yang terjadi antara gajah dan masyarakat membuat pemerintah dan LSM Lingkungan membentuk conservation response unit, CRU, Aceh di kawasan Aceh Jaya, pada 2008 lalu. <br /> <br />Tim bergerak memitigasi konflik gajah liar dan masyarakat. <br /> <br />Para aktivis ini juga merancang program untuk mengenalkan gajah kepada masyarakat. <br /> <br />Balai Konservasi Sumber Daya Alam, BKSDA Aceh mencatat sejak 2016 hingga 2021, terjadi sebanyak 542 konflik gajah dengan manusia. <br /> <br />Konflik itu tersebar di 16 kabupaten kota di Aceh, seperti Kabupaten Aceh Timur, Pidie, Aceh Jaya, dan Aceh Utara. <br /> <br />Konflik ini menjadi penyebab terbesar kematian gajah di Aceh. <br /> <br />Terhitung sejak 2015 sampai 2021, 27 gajah mati karena konflik. <br /> <br />Sementara 10 gajah mati akibat diburu, dan 16 gajah mati secara alami. <br /> <br />Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/278688/miris-cru-aceh-sebut-banyak-gajah-dibunuh-karena-dianggap-merusak-lahan-warga
