JAKARTA, KOMPAS.TV - Polemik mahalnya minyak goreng belum juga usai. <br /> <br />Presiden Joko Widodo turun tangan, untuk mengatasi masalah minyak goreng. <br /> <br />Jokowi melarang ekspor minyak goreng dan bahan bakunya mulai 28 April 2022, hingga batas waktu yang akan ditentukan kemudian. <br /> <br />Harapannya, minyak goreng tersedia melimpah dengan harga terjangkau. <br /> <br />Para pengusaha minyak sawit mendukung kebijakan Presiden Jokowi, namun masih mengamati dampak yang ditimbulkan. <br /> <br />Baca Juga Maruf Amin Minta Mafia Minyak Goreng Ditindak Tegas Hingga Larangan Ekspor Minyak oleh Jokowi di https://www.kompas.tv/article/282788/ma-ruf-amin-minta-mafia-minyak-goreng-ditindak-tegas-hingga-larangan-ekspor-minyak-oleh-jokowi <br /> <br />Ketua Bidang Komunikasi Gabungan Penguasaha Kelapa Sawit Indonesia, Tofan Mahdi mengatakan, menghormati dan akan melaksanakan kebijakan seperti yang disampaikan oleh presiden. <br /> <br />Jika kebijakan ini membawa dampak negatif kepada berkelanjutan usaha sektor kelapa sawit, kami akan memohon kepada pemerintah untuk mengevaluasi kebijakan tersebut. <br /> <br />Direktur Center of Economics and Law Studies, Celios, Bhima Yudhistira menilai kebijakan ini tidak akan menurunkan harga minyak goreng. <br /> <br />Pemerintah telah melakukan berbagai upaya, untuk menurunkan harga minyak goreng. <br /> <br />Mulai program minyak goreng murah, penetapan harga eceran tertinggi, hingga kemudian mencabutnya. <br /> <br />Kini publik menunggu, apakah kebijakan terbaru ini, mampu mengurai masalah minyak goreng. <br /> <br /> <br />Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/282819/jokowi-larang-ekspor-minyak-goreng-dan-bahan-bakunya-akankah-bisa-turunkan-harga-minyak-goreng
