Saat awal dan akhir Bulan Ramadan, kita sering mendengar istilah hilal. <br /> <br />Hilal yang dimaksud adalah bulan sabit muda sangat tipis pada fase awal bulan baru. <br /> <br />Hilal inilah yang menjadi penanda pergantian bulan dalam kalender Tahun Qomariyah. <br /> <br />Dikarenakan bulan sabit muda ini terkadang sangat tipis, perhitungan untuk menandai fase ini memeliki dua metode. <br /> <br />Dua cara perhitungan yang selama ini digunakan untuk menghitung datangnya hilal yang pertama adalah metode rukyatul hilal dan yang kedua hisab wujudul hilal. <br /> <br />Rukyatul hilal adalah metode untuk menghitung posisi bulan baru dengan didasarkan pada penglihatan bulan secara langsung. <br /> <br />Syaratnya adalah tinggi bulan baru sebesar 3 derajat. Selain itu, sudut perbedaan bulan dan matahari atau jarak elongasi sebesar 6,4 derajat saat pergantian hari tiba. <br /> <br />Sehingga fase bulan baru tersebut dapat terlihat. <br /> <br />Sementara itu, hisab wujudul hilal menggunakan perhitungan astronomis untuk melihat bulan baru. <br /> <br />Ada 3 syarat yang mutlak dipenuhi jika menggunakan metode ini. <br /> <br />Pertama, telah terjadi konjungsi atau posisi bulan dan matahari berada dalam satu garis. <br /> <br />Kedua, konjungsi terjadi sebelum matahari terbenam. <br /> <br />Terakhir pada saat terbenamnya matahari, piringan atas bulan berada di atas ufuk. <br /> <br />Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/285081/hilal-penentu-pergantian-bulan-dalam-kalender-tahun-qomariyah