JAKARTA, KOMPAS.TV - Per 16 Mei 2022, sudah lebih dari 450 anak di bawah usia 16 tahun yang ada di lebih dari 20 negara di dunia, diduga terinfeksi penyakit ini secara sporadis. <br /> <br />Belasan di antaranya bahkan meninggal dunia. <br /> <br />Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga sudah menyatakan penyakit ini sebagai kejadian luar biasa. <br /> <br />Hal yang lebih mengkhawatirkan, penyakit hepatitis akut pada anak ini juga diduga bisa menular lewat udara dan saluran pernapasan, seperti Covid-19. <br /> <br />Meski udara dan saluran pernapasan bukanlah jalan penularan utama hepatitis, dilihat dari kasusnya yang begitu sporadis dengan laju penularan yang lamban; para peneliti belum bisa mengesampingkan faktor tersebut. <br /> <br />Dengan potensi penularan hepatitis akut lewat udara tetap ada, dan dugaan keterkaitan dengan efek infeksi Covid-19 tak bisa dikesampingkan, maka upaya pencegahan dengan tetap disiplin protokol kesehatan masih penting dilakukan. <br /> <br />Tak boleh anggap enteng, meski kini kurva kasus harian Covid-19 sudah menurun. <br /> <br />Orang tua juga harus waspada dan tanggap dengan gejala hepatitis akut misterius pada anak. <br /> <br />Pasalnya, penyakit ini bisa memburuk dalam waktu yang cepat. <br /> <br />Segera bawa ke dokter, jika anak mengalami gejala awal; seperti mual, muntah, sakit perut, diare yang bisa disertai demam ringan. <br /> <br />Jika semakin parah, air kencing akan berwarna pekat seperti the dan tinja berwarna putih pucat. <br /> <br />Jangan tunggu gejala berat muncul untuk membawa anak ke dokter! <br /> <br />Gejala berat, seperti mata dan kulit menguning, kejang, hingga kesadaran menurun. <br /> <br />Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/289614/cegah-hepatitis-akut-pada-anak-dengan-mengenal-gejala-awal-sedang-berat
