JAKARTA, KOMPAS.TV - Ketua DPR RI, Puan Maharani meminta penegak hukum menjerat pelaku penculikan di jakarta dan bogor dengan undang-undang no 12 tahun 2022 tentang tindak pidana kekerasan seksual. <br /> <br />Berdasarkan hasil pemeriksaan, beberapa korban yang masih anak-anak mengalami pencabulan. <br /> <br />Puan menegaskan, Undang-Undang Tindak Pidana Kekerasan Seksual yang disahkan DPR pada 12 April yang lalu, memang dirancang secara progresif untuk melindungi korban kekerasan seksual. <br /> <br />Salah satunya dengan hukuman yang jauh lebih berat terhadap pelaku dibandingkan dengan yang selama ini hanya diatur dalam KUHP. <br /> <br />Dengan hukuman yang lebih berat, diharapkan akan menimbulkan efek jera baik untuk pelaku maupun pihak-pihak yang mencoba melakukan perbuatan serupa. <br />Puan menilai, pelaku telah melanggar banyak aturan termasuk terkait perlindungan anak. <br /> <br />Menurutnya, penting sekali menjerat pelaku dengan Undang-Undang Tindak Pidana Kekerasan Seksual dan Undang-Undang no 35 tahun 2014 tentang perlindungan anak. <br /> <br />Selain menyoroti adanya kasus penculikan anak, dalam Rapat Paripurna DPR RI, Puan juga membahas mengenai kasus hepatitis akut yang banyak menyerang anak-anak. <br /> <br />Data terakhir pada 10 Mei 2022, organisasi kesehatan dunia atau WHO melaporkan sudah ada 348 kasus hepatitis akut di dunia. <br /> <br />Sedangkan kementerian kesehatan melaporkan bahwa sudah ada 14 kasus dugaan hepatitis akut di Indonesia. <br /> <br />Data ini dilaporkan Kemenkes pada Rabu 18 Mei 2022. <br /> <br />Pada laporannya, hepatitis akut ini menyerang anak usia 1-17 tahun. <br /> <br /> <br />Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/290938/dpr-soroti-penculikan-anak-hingga-penanggulangan-kasus-hepatitis-akut-misterius
