Kopi Dangdut<br />Fahmi Shahab<br /><br />Kala ku pandang kerlip bintang nun jauh di sana<br />Sayup kudengar melodi cinta yang menggema<br />Terasa kembali gelora jiwa mudaku<br />Karena tersentuh alunan lagu semerdu kopi dangdut<br /><br />Api asmara yang dahulu pernah membara<br />Semakin hangat bagai ciuman yang pertama<br />Detak jantungku seakan ikut irama<br />Karena terlena oleh pesona alunan kopi dangdut<br /><br />Irama kopi dangdut yang ceria<br />Menyengat hati menjadi gairah<br />Membuat aku lupa akan cintaku yang telah lalu<br /><br />Api asmara yang dahulu pernah membara<br />Semakin hangat bagai ciuman yang pertama<br />Detak jantungku seakan ikut irama<br />Karena terlena oleh pesona alunan kopi dangdut<br /><br />Dag-dig-dug, detak jantungku<br />Ser-ser-ser-ser-ser, bunyi darahku<br />Dag-dug-dug-dig-dug, detak jantungku<br />Ser-ser-ser-ser-ser, bunyi darahku<br /><br />Na-na-na, mengapa kamu da-datang lagi menggodaku<br />Dulu hatiku membeku bagaikan segumpal salju<br />Ku tak mau peduli biar hitam, biar putih<br />Melangkah berhati-hati, asal jangan nyebur ke kali<br /><br />Api asmara yang dahulu pernah membara<br />Semakin hangat bagai ciuman yang pertama<br />Detak jantungku seakan ikut irama<br />Karena terlena oleh pesona alunan kopi dangdut<br /><br />Irama kopi dangdut yang ceria<br />Menyengat hati menjadi gairah<br />Membuat aku lupa akan cintaku yang telah lalu<br /><br />Kala ku pandang kerlip bintang nun jauh di sana<br />Sayup ku dengar melodi cinta yang menggema<br />Terasa kembali gelora jiwa mudaku<br />Karena tersentuh alunan lagu semerdu kopi dangdut<br /><br />Api asmara yang dahulu pernah membara<br />Semakin hangat bagai ciuman yang pertama<br />Detak jantungku seakan ikut irama<br /><br />Karena terlena oleh pesona alunan kopi dangdut<br />Karena terlena oleh pesona alunan kopi dangdut<br />Karena terlena oleh pesona alunan kopi dangdut
