KOMPAS.TV - Cuaca panas ekstrem yang melanda India dan Pakistan, berdampak lebih parah bagi warga yang tinggal di daerah pedesaan. <br /> <br />Gelombang panas membuat lahan pertanian kekurangan air dan akan berdampak pada kekurangan pangan dan kelaparan. <br /> <br />Di Kota Kunri di Distrik Umarkot, Provinsi Sindh, Pakistan buruh-buruh tani mengkhawatirkan masa depan keluarga mereka. <br /> <br />Baca Juga Ini 15 Wilayah Jakarta yang Rawan Kekeringan Musim Kemarau di https://www.kompas.tv/article/289474/ini-15-wilayah-jakarta-yang-rawan-kekeringan-musim-kemarau <br /> <br />Tanaman tidak berdaya tersengat suhu yang terik dan kurangnya hujan. Air adalah masalah terbesar pertanian di wilayah ini. <br /> <br />Kota Kunri dulu disebut ibu kota cabai merah di Asia tetapi produksinya terus menurun selama bertahun-tahun. <br /> <br />Tahun ini, panas yang ekstrem telah membuat cabai mati bahkan sebelum para pekerja bisa memanennya. <br /> <br />Sebanyak 80 persen pertanian cabai merah di Pakistan ada di Kunri, dan cabai dari Kunri, berkontribusi sekitar 1,5 persen terhadap produk domestik bruto atau PDB Pakistan. <br /> <br />Tidak hanya cabai, produksi lemon, tanaman falsa, dan mangga juga terpukul oleh peningkatan suhu serta berkurangnya pasokan air. <br /> <br />Tidak hanya hasil panen yang berkurang, ukuran mangga juga menyusut. Padahal mangga varietas Sindhri dari Kunri paling tinggi permintaannya di Pakistan dan luar negeri. <br /> <br />Para pemerhati lingkungan mengkhawatirkan kekurangan air dapat menyebabkan kelaparan di negara itu. <br /> <br />Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/291385/cuaca-panas-ekstrem-lahan-pertanian-di-pakistan-kekurangan-air