KOMPAS.TV - Di tengah penanganan Covid-19 yang belum usai, Indonesia kini juga tengah dipusingkan dengan penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK). <br /> <br />Yang terinfeksi adalah hewan ternak; terbanyak menyerang sapi. <br /> <br />Menteri Pertanian (Mentan) RI, Syahrul Yasin Limpo menyebut, wabah PMK sedikitnya menginfeksi 180 ribu ekor sapi. <br /> <br />Wilayah yang melaporkan adanya temuan kasus mencapai 19 provinsi. <br /> <br />Dengan meluasnya penyebaran PMK, pemerintah kini membentuk satuan tugas (satgas) penanganan penyakit mulut dan kuku. <br /> <br />Satgas ini dipimpin Kepala BNPB, Letjen Suharyanto. <br /> <br />Tak hanya itu, Presiden juga menyetujui adanya vaksin khusus PMK yang disiapkan tahun ini. <br /> <br />Kesembuhan sapi, kini memang tengah jadi harapan banyak peternak. <br /> <br />Lantas, bagaimana dengan peternak yang sapinya terpaksa mati akibat wabah? <br /> <br />Airlangga menyampaikan, pemerintah akan menyiapkan biaya penggantian; <br />besarannya adalah Rp 10 juta per sapi. <br /> <br />Jika tak ditangani serius dan cepat, sapi yang terinfeksi PMK perlahan dapat menemui kematian. <br /> <br />Imbasnya, perekonomian warga bisa jadi bak dihantam badai. <br /> <br />Seperti yang menimpa warga Kecamatan Pudak di Ponorogo, Jawa Timur. <br /> <br />Tak hanya nyaris tanpa penghasilan selama hampir sebulan, peternak sapi perah juga menanggung utang mencapai puluhan miliar rupiah. <br /> <br />Mereka kini berharap, bank memberi keringanan meski masih terganjal restu dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). <br /> <br />Apa yang terjadi di Ponorogo jelas menjadi contoh bahwa penyakit mulut dan kuku tak bisa diremehkan, karena efeknya besar menghantam perekonomian warga. <br /> <br />Harapannya kini, langkah pemerintah cepat berbuah hasil. <br /> <br />Membahas lebih lanjut soal wabah PMK, Kompas TV sudah terhubung dengan Dosen Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor (IPB), Epi Taufik. <br /> <br />Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/302488/apakah-virus-pmk-ternak-bisa-menyebar-lewat-daging-beku-ini-kata-dosen-fakultas-peternakan-ipb
