JAKARTA, KOMPAS.TV - Masyarakat menganggap penggunaan aplikasi PeduliLindungi saat membeli minyak goreng curah terasa merepotkan. <br /> <br />Sebab, pembeli tidak selalu membawa ponsel ke pasar dan sebagian juga tidak mengerti menggunakan aplikasi PedulilLindungi. <br /> <br />"Bikin ribet, orang tua kayak gni kan bingung apalagi kalau enggak punya hp (handphone) mendingan biasa aja udah," kata pembeli. <br /> <br />"kalau kata saya sih merepotkan kalau bisa mah enggak usah pakai KTP" kata Pembeli. <br /> <br />"saya sangat merepotkan, merepotkan penjualnya dan masyarakat, tidak semua toko tradisional punya alat scan, kasihan rakyat." Kata pembeli. <br /> <br />Namun, pedagang malah menilai penggunaan aplikasi PeduliLindungi lebih memudahkan penjual. <br /> <br />Baca Juga Sosialisasi Pembelian Minyak Goreng Curah Pakai PeduliLindungi Diperpanjang 3 Bulan, Ini Alasannya di https://www.kompas.tv/article/305142/sosialisasi-pembelian-minyak-goreng-curah-pakai-pedulilindungi-diperpanjang-3-bulan-ini-alasannya <br /> <br />Hal ini karena pembeli bisa memindai kode QR sendiri. <br /> <br />"memudahkan pedagang ya jadi pedagang enggak usah scan lagi, jadi pembeli yang scan." Kata penjual. <br /> <br />Sebelumnya, pemerintah memberlakukan penggunaan aplikasi PeduliLindungi untuk membeli minyak goreng curah. <br /> <br />Pemberlakuan ini ditujukan supaya pendistribusian minyak goreng curah bisa terkoordinir dan terpantau dari produsen hingga konsumen. <br /> <br />Video Editor: Vila Randita <br /> <br /> <br />Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/305438/kata-masyarakat-soal-beli-minyak-goreng-pakai-aplikasi-pedulilindungi-ribet