KOMPAS.TV - Berbagai tanda tanya mencuat dalam kasus penembakan ini; mulai dari motif baku tembak antara Bharada E dan Brigadir J, hingga penggunaan senjata. <br /> <br />Mantan Kepala Badan Intelijen Strategis, TNI Laksamana (Purn.), Soleman B Pontoh menyatakan tak masuk akal bila pelaku penembakan, Bharada E, menggunakan senjata api jenis Glock 17 yang seharusnya merupakan senjata api khusus perwira. <br /> <br />Komisi III DPR menyebut sejumlah kejanggalan dalam kasus penembakan sesama anggota polisi di rumah Kadiv Propam Polri, yang menewaskan Brigadir J. <br /> <br />Anggota Komisi III DPR, Trimedya Panjaitan mengatakan, pengungkapan peristiwa ini tidak dilakukan secara transparan. <br /> <br />Trimedya menyoroti jarak waktu terungkapnya peristiwa, CCTV yang mati dan mempertanyakan barang bukti. <br /> <br />Menurut Trimedya, tidak ada bukti tembakan ataupun bekas kejadian yang ditampilkan penyidik. <br /> <br />Padahal, polisi telah melakukan olah TKP. <br /> <br />Selain itu, Trimedya juga menilai keterangan pers yang disampaikan polisi sulit diterima, karena tidak menampilkan bukti kejadian secara terbuka. <br /> <br />Oleh karena itu, Trimedya menyarankan tim khusus bentukan Polri yang mengusut kasus ini, memberi penjelasan secara terbuka. <br /> <br />Selain itu, ia juga meminta Kapolri menonaktifkan Kadiv Propam Polri, Irjen Ferdy Sambo, sampai kasus ini tuntas. <br /> <br />Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/310164/bharada-e-gunakan-senjata-api-jenis-glock-17-dapat-dari-mana
