BANJARMASIN, KOMPAS.TV - Naiknya harga elpiji non subsidi seiring tingginya harga gas di pasar global disebut pengamat ekonomi Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin, Hidayatullah Muttaqin, dikhawatirkan mempengaruhi kurangnya stok elpiji subsidi 3 kilogram hingga mengalami kelangkaan. <br /> <br />Sebabnya pengguna elpiji non subsidi berpotensi memilih pindah ke subsidi 3 kilogram karena perbedaan harga yang sangat jauh. <br /> <br />Baca Juga Naiknya Harga LPG Non Subsidi Membuat Penjualan Semakin Turun di https://www.kompas.tv/article/309319/naiknya-harga-lpg-non-subsidi-membuat-penjualan-semakin-turun <br /> <br />Kondisi ini diakui Hidayatullah merupakan hal yang wajar, mengingat ekonomi masyarakat saat ini dalam masa pemulihan akibat pandemi covid-19, sehingga pemerintah maupun Pertamina diminta mampu menjamin ketersediaan elpiji subsidi kepada masyarakat yang berhak. <br /> <br />"Yang berada di antara ini daya beli mereka bisa tergerus hingga beralih ke subsidi, termasuk pengusaha kecil untuk menghemat biaya," ucap Pengamat Ekonomi ULM, Hidayatullah Muttaqin. <br /> <br />Menurut Pertamina, Kalimantan Selatan mendapat alokasi elpiji sebanyak 99 ribu metrik ton lebih atau 33 juta tabung elpiji 3 kilogram. <br /> <br />Baca Juga Harga LPG Non-Subsidi Naik, Waspada Pengguna Berpindah ke Subsidi, Disdag Kalsel : Harus Diamankan! di https://www.kompas.tv/article/309318/harga-lpg-non-subsidi-naik-waspada-pengguna-berpindah-ke-subsidi-disdag-kalsel-harus-diamankan <br /> <br />Hingga dengan tanggal pertengahan juli, Pertamina sudah menyalurkan 52 ribu metric ton atau 17 juta tabung elpiji 3 kilogram. <br /> <br />Jumlah tersebut disebut Pertamina mampu mencukupi kebutuhan masyarakat yang berhak dengan meminta pengguna non subsidi untuk tidak beralih ke subsidi 3 kilogram. <br /> <br />Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/310892/imbas-kenaikan-harga-elpiji-non-subsidi-pengamat-sebut-elpiji-subsidi-terancam-langka